Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

Ahli Kitab dalam Al-Qur'an: Bukti Empiris dari Kritik Alkitab Modern

Dalam setiap dialog, yang dibutuhkan adalah kesamaan bahasa dan objek yang dirujuk. Ketika Al-Qur'an berbicara tentang "Ahli Kitab", ia tidak berbicara dalam ruang hampa. Ia menyapa suatu realitas historis yang konkret—dan yang lebih menakjubkan, klaim-klaimnya tentang realitas itu justru menemukan pembenarannya yang paling kuat dari disiplin ilmu modern yang lahir dari rahim peradaban Barat sendiri. Siapa Sebenarnya Ahli Kitab dalam Perspektif Al-Qur'an? Secara harfiah, Ahli Kitab (Ahlul Kitab) berarti "Kaum yang Memiliki Kitab". Dalam terminologi Al-Qur'an, ini merujuk secara khusus kepada umat Yahudi dan Nasrani atau Kristen. Al-Qur'an memandang mereka dengan lensa yang unik dan penuh nuansa. Di satu sisi, Al-Qur'an mengakui status khusus mereka sebagai penerima wahyu sebelumnya: "... dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Kitab (Ahli Kitab) dan kepada orang-orang yang ummi (buta huruf): 'Apakah kamu (mau) masuk Islam?...

Kitab Suci Samawi: Antara Klaim Agama dan Analisis Ilmiah

 Pendahuluan Kitab suci memiliki posisi istimewa dalam tradisi keagamaan. Ia berbeda dari buku biasa karena diyakini berasal dari Tuhan, bukan hasil karya manusia semata.  Artikel ini akan membahas kitab-kitab yang secara umum dianggap suci dalam tradisi samawi — Yahudi, Kristen, dan Islam. Kitab dari agama lain yang disebut “suci” namun tidak dianggap wahyu ilahi, seperti Weda dalam Hindu atau Tripitaka dalam Buddha, tidak termasuk dalam pembahasan ini. Fokus kita adalah pada Tanakh (Yahudi), Perjanjian Baru (Kristen), dan Al-Qur’an (Islam). 1. Tanakh (Kitab Suci Yahudi) Tanakh adalah kumpulan kitab dalam tradisi Yahudi yang terdiri dari tiga bagian utama: Torah (lima kitab Musa), Nevi’im (kitab nabi-nabi), dan Ketuvim (tulisan-tulisan).  Penelitian modern menunjukkan bahwa keseluruhan teks Tanakh mengalami proses panjang, mulai dari tradisi lisan, penyusunan berlapis-lapis, hingga kodifikasi. Hipotesis dokumenter menilai Torah sendiri tersusun dari berbagai sumber...

Eksodus Musa: Penyeberangan Laut Merah

Berdasarkan rekonstruksi kronologis yang menempatkan Musa sebagai figur yang dibesarkan di istana Hatshepsut, adalah mungkin—secara naratif—bahwa dia dan Thutmose III saling mengenal dalam kapasitas tertentu semasa muda mereka. Meskipun bukti sejarah langsung untuk hubungan ini tidak ada, kemungkinan ini memberikan kedalaman psikologis yang kuat untuk memahami dinamika yang tak terucapkan di balik konfrontasi epik mereka. Dengan asumsi mereka saling menegal, ketegangan antara Musa dan Thutmose III mungkin lebih dalam daripada apa yang bisa kita bayangkan. Alih-alih hanya membaca kisah itu sebagai konfrontasi seorang nabi dengan penguasa lalim, kita bisa membingkainya sebagai pertarungan personal yang berlapis sejarah emosional, politik, dan keluarga. Prolog: Setelah Tulah, mulailah melangkah Mesir kuno mencatat kemenangan demi kemenangan, tetapi hampir tidak pernah mencatat kekalahan. Itulah sebabnya jejak tentang Tulah—sebagaimana dituturkan dalam Kitab Keluaran—tidak kita temukan di ...

Panggilan Musa dan Kembalinya ke Mesir: Konflik dengan Firaun

Kisah Musa adalah salah satu narasi paling terkenal dalam tradisi Yahudi, Kristen, dan Islam. Namun, jika ditelusuri dari perspektif sejarah, kisah ini juga bisa ditempatkan dalam konteks Mesir Kuno, khususnya masa Dinasti ke-18. Dalam bagian ini, kita menelusuri panggilan Musa dari Horeb , kondisi Mesir saat ia kembali, profil Firaun, hingga konflik yang membentuk perjalanan eksodus. Pendahuluan Dalam narasi kita pada artikel sebelumnya, kita menerangkan beberapa poin penting. Musa lahir pada masa Thutmose II yang lemah, dia mingkin dipenuhi rasa kehawatiran akan pemberontakan, atau terpengaruh ramalan tentang kejatuhan pemerintahan nya yang memang tidak kuat. Ini membuka narasi "Perintah pembantaian bayi Ibrani" sangat logis sebagai bentuk putus asa dari seorang penguasa yang lemah. Dalam hal ini, musa mungkin ditemukan oleh Putri dari Thutmose I sekaligus istri Thutmose II, yaitu putri Hatsepshut yang kemudian menjadi ibu angkat Musa. Setelah kematian Thutmose II, Musa dib...

Musa di Mesir: Dari Kelahiran hingga Pelarian ke Midian

Gambar
Kisah Musa merupakan salah satu narasi terpenting dalam tradisi Yahudi, Kristen, dan Islam. Dari Torah (Keluaran), Alkitab, hingga Al-Qur’an, Musa digambarkan sebagai nabi, pemimpin, sekaligus pembebas bangsa Israel dari penindasan Mesir.  Namun, di balik lapisan teologis ini, kisah Musa juga memiliki konteks sejarah yang dapat dianalisis melalui arkeologi dan studi Mesir Kuno. Artikel ini mencoba menelusuri perjalanan Musa muda di Mesir, kemungkinan hubungannya dengan periode Furaun, hingga pelariannya ke Midian yang menjadi titik balik sejarah. Bani Israel di Mesir: Latar Belakang Torah mencatat bahwa setelah masa Yusuf, bangsa Israel berkembang pesat di Mesir, namun akhirnya ditindas oleh “raja yang tidak mengenal Yusuf” (Keluaran 1:8). Mereka diperbudak untuk membangun kota-kota seperti Pitom dan Raamses . Kemungkinan melalui perbudakan, bangsa Israel yang sebelumnya hidup damai di Goshen dipindahkan ke lokasi proyek sebagai budak pekerja. seperti pada bahasan kita pada arti...

Sejarah Awal Bangsa Israel: dari Birokrat hingga diperbudak

Gambar
Torah menempatkan Yusuf sebagai tokoh sentral dalam perpindahan keluarga Yakub ke Mesir. Dalam Kejadian 41:41 tertulis: “Maka Firaun berkata kepada Yusuf: ‘Dengan ini aku mengangkat engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir. ’” Kisah ini menunjukkan bahwa Yusuf bukan hanya selamat dari penderitaan, tetapi justru menjadi pejabat tinggi berkat kecerdasannya menafsirkan mimpi dan mengatur strategi pangan. Narasi Sejarah Abraham menerima janji keturunan yang akan menjadi bangsa besar. Yakub (Israel) memiliki 12 anak, salah satunya Yusuf. Yusuf dijual ke Mesir, lalu bangkit menjadi pejabat tinggi karena kemampuannya. Saat kelaparan melanda, Yakub dan keluarganya pindah ke Mesir dan menetap di tanah Goshen. Inilah awal mula komunitas Israel di Mesir. Goshen, tempat tinggal terbaik bagi para pengembala di Mesir Sejumlah peneliti mengusulkan bahwa nama Goshen (Ibr. gōšen ) mungkin berasal dari istilah Mesir Kuno gꜣ-šnt (dibaca Ga-shenet) , yang secara literal berarti “wilayah perba...